FILM!
Halohaihalo!!!
Selamat datang kembali di KommasKita!
Film mempunyai beberapa definisi, salah satunya adalah media komunikasi sosial yang menggabungkan antara aspek audio dan visual, dan mempunyai inti cerita dan genre tertentu.
Film bersuara pertama kali keluar dari studio Warners Brothers,film bisu sendiri merupakan early cinema tapi bukan film primitif. Lalu pada tahun 1918 munculah adegan kejar mengejar dalam film yang diprakarsai oleh editing dari D.W. Griffith. Pada tahun 1978 Federasi Arsip Film mengadakan kongres di Brighton, Inggris untuk menayangkan 500 film early cinema.
PERKEMBANGAN FILM TERKINI
Selamat datang kembali di KommasKita!
Kali ini setelah membahas evolusi TV dari jaman old sampai jaman now, kita akan membahas tentang film. Nah, siapa sih diantara kalian yang gak suka nonton film? Sepertinya kebanyakan umat di dunia suka nonton film ya. Seperti biasa pada pembahasan kali ini, kami akan membagi kedalam tiga bahasan pokok yaitu: Perkembangan film dunia, perkembangan film terkini, dan perkembangan film di Indonesia.
Oke, selamat menikmati materi dari kami!
kinetoscope via http://www.history.ca/history-topics/latest/april-14-1894-edisons-kinetoscope/ |
PERKEMBANGAN FILM DUNIA
Film mempunyai beberapa definisi, salah satunya adalah media komunikasi sosial yang menggabungkan antara aspek audio dan visual, dan mempunyai inti cerita dan genre tertentu.
Perkembangan film di dunia dimulai ketika ditemukannya kamera bernama Obsura di tahun 1250.
Tahun 1250-1895 dinamakan sebagai masa pra-sejarah film karena di selang tahun tsb terdapat penemuan besar yang disebabkan oleh obsesi orang besar di Eropa. Salah satu penemuannya adalah terciptanya alat untuk merekam gerak, yang sampai sekaran masih digunakan.
Tahun 1895 dikenal sebagai tahun dimana sinema mulai muncul. Tercatat tanggal 28 Desember 1895, untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman dunia, sebuah film cerita dipertunjukan didepan umum. Film ini dibuat oleh Lumiere bersaudara, Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954). Tempat pemutaran film itu adalah di Grand Cafe di Boulevard des Capucines, Paris, dengan mengundang 30 orang yang dibayar untuk menonton film-film pendek seputar kehidupan warga Perancis.
Lumiere bersaudara via http://www.alcala2016.org/auguste-and-louis-lumiere |
Film sinema pertama via https://www.theguardian.com/film/2016/may/23/rediscovering-lumiere-brothers-early-cinema-pioneers |
Film bersuara pertama kali keluar dari studio Warners Brothers,film bisu sendiri merupakan early cinema tapi bukan film primitif. Lalu pada tahun 1918 munculah adegan kejar mengejar dalam film yang diprakarsai oleh editing dari D.W. Griffith. Pada tahun 1978 Federasi Arsip Film mengadakan kongres di Brighton, Inggris untuk menayangkan 500 film early cinema.
Perubahan dalam industri perfilman jelas terlihat pada teknologi yang digunakan. Film pada awalnya hanyalah sebuah gambar bergerak hitam putih, bisu dan mempunyai pergerakan yang sangat cepat, yang kemudian berkembang seperti sekarang dengan teknologi dan bermacam-macam efek yang memanjakan mata penontonya.
special effect via https://www.youtube.com/watch?v=JLXc_wSEHFA |
PERKEMBANGAN FILM TERKINI
Bila
kita ingat dahulu saat film-film ditemukan gengs, film-film hanya gambar hitam
putih bahkan tidak mempunyai efek suara. Dan sekarang coba lihat, film-film
sudah memakai ekef suara dan gambarnya berwarna serta jernih. Namun perlu
diingat juga tean bahwa film tidak hanya kita lihat di bioskop namun juga bisa
lewat DVD atau VCD.
Film 2 dimensi, 3 dimensi dan 4
dimensi
Para
perusahaan film dunia berlomba-lomba untuk untuk menarik para penggemar film
tidaak hanya dengan alur cerita saja. Namun juga dengan kualitas gambar serta
suara sehingga orang-orang akan tertarik untuk menonton film produksi
perusahaan mereka.
1.
Film 2 dimensi (2D)
Teman-teman
dapat menjumpai film 2D di film animasi seperti film Tom and Jerry, Nobita,
dll. Disebut 2D karena kualitas gambar
animasi sudah lebih baik dari yang sebelumnya dan memiliki
kemampuan dalam mengatur gerak, menggambar, sebagian bisa mengimpor suara dan
mengatur waktu.
2. Film 3 dimensi (3D)
Dalam menonton 3D, kta harus menggunakan alat bantu khusus yaitu
kacamata 3D. Kacamata 3D membantu penonton untuk merasakan gambar yang lebih
nyata, bila penonton tidak menggunakan alat bantu tersebut, maka gambar akan
tidak jelas. Berikut adalah teknologi yang dipakai oleh perfilman.
-
Real D yaitu teknologi yang membantu penonton untuk bergerak
bebas dalam rti penonton tidak perlu dalam posisi kepala tetap. Karena memang
Real D ini dapat membantu memfokuskan mata untuk melihat film walau pemonton
mendongak atau menunduk.
-
Dobly 3D yaittu teknologi yang membantu manusia dalam
mentransmisikan warna dengan gelombang-gelombang warna.
-
IMAX 3D yaitu teknologi dalam pengambilan gambar. IMAX 3D
membantu untuk menampilkan gambar yang lebih besar.
Bukan hanya penontonnya saja yang menggunakan alat-alat canggih
seperti diatas, namun perusahaan juga tidak main-main dalam menggunakan alat
untuk menambah efek realitas dari suatu film. Salah satu alat untuk membuat efek
lebih realistis yaitu Computer Generated
Imagery. Contohnya adalah dalam film The Lord of the Rings, pada wajah Sean
Bean yang ketika meninggal dibuat lebih pucat.
Efek ini adalah murni efek
komputerisasi dari aplikasi CGI, digital grading, dan bukan efek makeup. Jadi
efek tersebut bisa langsung terasa saat itu juga. Teknologi seperti itu tentu
tidak murah dan perlu penyempurnaan lagi agar efek yang terlihat lebih
dramatis. Itu baru teknologi editornya saja belum perlengkapa yang lainnya.
Seperti
contoh Film Avatar yang disutradarai oleh James Cameron. Yang
menarik dalam film Avatar adalah penggunaan teknologi
terbaru dalam pembuatan film 3 D. Sebagai seorang sutradara yang handal James
Cameron menginginkan film yang dibuatnya menggunakan teknologi 3 D yang
terbaik sehingga membuat film tersebut jauh lebih baik daripada Star
Wars. Dia segera menemui para insinyur Sony untuk meminta
mereka membuat sebuah kamera High Definition dengan teknologi 3 D yang mampu
untuk mengambil gambar 3 Dimensi tanpa menyebabkan sakit kepala bagi orang yang
melihatnya.
Dengan demikian, dia membutuhkan kamera dengan teknologi terbaru
yang dapat memenuhi keinginannya tersebut. Harapannya tersebut ia sandarkan
pada para insinyur-insinyur Sony. Sutradara-sutradara ternama tentu tidak
main-main dalam menggarap film mereka, terkadang mereka juga meminta perusahaan
besar untuk membuat alat sesuai dengan kebutuhan mereka.
PERKEMBANGAN FILM DI INDONESIA
Melihat perkembangan film Indonesia, berarti tidak bisa lepas dari Perusahaan Umum Produksi Negara (Perum PFN) yang menjadi saksi perjuangan dan masih eksis sampai sekarang. Cikal bakal berdirinya perusahaan ini diawali dari Albert Ballink di tahun 1934. Dulunya perusahaan ini bernama Java Pasific Film, tapi di tahun 1936 berganti nama menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF), yang memfokuskan pada pembuatan cerita dokumenter. Lalu pada tahun 1942 Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia disertai dengan "pengambilan" Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF).
Sebagai gantinya Jepang mendirikan perusahaan film yang bernama Nippon ii Eiga Sha yang berada di bawah pengawasan Sendenbu, yang bertujuan sebagai alat propaganda. Lalu berkembanganya PFN ini tidak lepas dari gerakan karyawan yang bekerja d Nippon ii Eiga Sha. Dengan adanya surat persetujuan pemindahan kepada perwakilan Indonesia, maka mempermudah karyawann BFI untuk meliput tentang kejadian bersejarah .
Di tahun 1950, BFI berganti nama menjadi PPN (Perusahaan Pilem Negara), namun dengan penyempurnaan EYD membuat namanya berganti lagi menjadi PFN (Perusahaan Film Negara). Pergantian nama perusahaan kembali terjadi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 55 B/MENPEN/1975 pada tanggal 16 Agustus 1975. Berdasarkan surat keputusan ini maka secara resmi PFN berubah menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN). Lalu kemudian, PFN berganti lagi menjadi Perum, yang bertujuan untuk pengembangan perusahaan dan pengelolaan secara profesional.
Perkembangan film Indonesia bisa dibilang cukup menggembirakan, namun tema yang diangkat belum variatif dan kualitasnya belum merata. Dalam perjalanannya, film hiburan yang mengacu pada film hoywood ataupun film-film seni kadang tumbuh berdampingan dan bahkan sering bersitegang. Padahal kedua film ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan targetnya sendiri-sendiri.
Yang menjadi permasalahan adalah mungkin dunia perfilman Indonesia tidak memberi kesempatan kepada konten-konten kreator yang ada untuk berkembang. Hal inilah yang menyebabkan kurang variatifnya tema dan belum meratanya kualitas film yang ada. Selain itu untuk hukum bagi pembajakan juga kurang jelas. Sebenarnya untuk pembajakan film ini merupakan hal yang dilematis mengingat masyarakat kita sangat menyukai hal-hal yang berbau "gratisan".
Jadi jika misalnya industri pembajakan film dihilangkan, belum tentu masyarakat-masyarakat kita di kota-kota kecil bisa menikmati film, mengingat sudah banyak bioskop-bioskop lokal yang sudah mati dikarenakan bangkrut.
Okelah kalo begitu Warganet, mari kita dukung perfilman di Indonesia menjadi lebih maju dengan tidak membeli dvd bajakan.
Salam!
PERKEMBANGAN FILM DI INDONESIA
Melihat perkembangan film Indonesia, berarti tidak bisa lepas dari Perusahaan Umum Produksi Negara (Perum PFN) yang menjadi saksi perjuangan dan masih eksis sampai sekarang. Cikal bakal berdirinya perusahaan ini diawali dari Albert Ballink di tahun 1934. Dulunya perusahaan ini bernama Java Pasific Film, tapi di tahun 1936 berganti nama menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF), yang memfokuskan pada pembuatan cerita dokumenter. Lalu pada tahun 1942 Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia disertai dengan "pengambilan" Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF).
Sebagai gantinya Jepang mendirikan perusahaan film yang bernama Nippon ii Eiga Sha yang berada di bawah pengawasan Sendenbu, yang bertujuan sebagai alat propaganda. Lalu berkembanganya PFN ini tidak lepas dari gerakan karyawan yang bekerja d Nippon ii Eiga Sha. Dengan adanya surat persetujuan pemindahan kepada perwakilan Indonesia, maka mempermudah karyawann BFI untuk meliput tentang kejadian bersejarah .
Di tahun 1950, BFI berganti nama menjadi PPN (Perusahaan Pilem Negara), namun dengan penyempurnaan EYD membuat namanya berganti lagi menjadi PFN (Perusahaan Film Negara). Pergantian nama perusahaan kembali terjadi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 55 B/MENPEN/1975 pada tanggal 16 Agustus 1975. Berdasarkan surat keputusan ini maka secara resmi PFN berubah menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN). Lalu kemudian, PFN berganti lagi menjadi Perum, yang bertujuan untuk pengembangan perusahaan dan pengelolaan secara profesional.
Perkembangan film Indonesia bisa dibilang cukup menggembirakan, namun tema yang diangkat belum variatif dan kualitasnya belum merata. Dalam perjalanannya, film hiburan yang mengacu pada film hoywood ataupun film-film seni kadang tumbuh berdampingan dan bahkan sering bersitegang. Padahal kedua film ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan targetnya sendiri-sendiri.
Yang menjadi permasalahan adalah mungkin dunia perfilman Indonesia tidak memberi kesempatan kepada konten-konten kreator yang ada untuk berkembang. Hal inilah yang menyebabkan kurang variatifnya tema dan belum meratanya kualitas film yang ada. Selain itu untuk hukum bagi pembajakan juga kurang jelas. Sebenarnya untuk pembajakan film ini merupakan hal yang dilematis mengingat masyarakat kita sangat menyukai hal-hal yang berbau "gratisan".
Jadi jika misalnya industri pembajakan film dihilangkan, belum tentu masyarakat-masyarakat kita di kota-kota kecil bisa menikmati film, mengingat sudah banyak bioskop-bioskop lokal yang sudah mati dikarenakan bangkrut.
Okelah kalo begitu Warganet, mari kita dukung perfilman di Indonesia menjadi lebih maju dengan tidak membeli dvd bajakan.
Salam!
Komentar
Posting Komentar