FILM!

Halohaihalo!!!

Selamat datang kembali di KommasKita!


Kali ini setelah membahas evolusi TV dari jaman old sampai jaman now, kita akan membahas tentang film. Nah, siapa sih diantara kalian yang gak suka nonton film? Sepertinya kebanyakan umat di dunia suka nonton film ya. Seperti biasa pada pembahasan kali ini, kami akan membagi kedalam tiga bahasan pokok yaitu: Perkembangan film dunia, perkembangan film terkini, dan perkembangan film di Indonesia.

Oke, selamat  menikmati materi dari kami!

kinetoscope via http://www.history.ca/history-topics/latest/april-14-1894-edisons-kinetoscope/


PERKEMBANGAN FILM DUNIA

Film mempunyai beberapa definisi, salah satunya adalah media komunikasi sosial yang menggabungkan antara aspek audio dan visual, dan mempunyai inti cerita dan genre tertentu. 

Perkembangan film di dunia dimulai ketika ditemukannya kamera bernama Obsura di tahun 1250. 

Tahun 1250-1895 dinamakan sebagai masa pra-sejarah film karena di selang tahun tsb terdapat penemuan besar yang disebabkan oleh obsesi orang besar di Eropa. Salah satu penemuannya adalah terciptanya alat untuk merekam gerak, yang sampai sekaran masih digunakan. 

Tahun 1895 dikenal sebagai tahun dimana sinema mulai muncul. Tercatat tanggal 28 Desember 1895, untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman dunia, sebuah film cerita dipertunjukan didepan umum. Film ini dibuat oleh Lumiere bersaudara, Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste (1862-1954). Tempat pemutaran film itu adalah di Grand Cafe di Boulevard des Capucines, Paris, dengan mengundang 30 orang yang dibayar untuk menonton film-film pendek seputar kehidupan warga Perancis. 

Lumiere bersaudara via http://www.alcala2016.org/auguste-and-louis-lumiere

Film sinema pertama via https://www.theguardian.com/film/2016/may/23/rediscovering-lumiere-brothers-early-cinema-pioneers

Film bersuara pertama kali keluar dari studio Warners Brothers,film bisu sendiri merupakan early cinema tapi bukan film primitif. Lalu pada tahun 1918 munculah adegan kejar mengejar dalam film yang diprakarsai oleh editing dari D.W. Griffith. Pada tahun 1978 Federasi Arsip Film mengadakan kongres di Brighton, Inggris untuk menayangkan 500 film early cinema. 

Perubahan dalam industri perfilman jelas terlihat pada teknologi yang digunakan. Film pada awalnya hanyalah sebuah gambar bergerak hitam putih, bisu dan mempunyai pergerakan yang sangat cepat, yang kemudian berkembang seperti sekarang dengan teknologi dan bermacam-macam efek yang memanjakan mata penontonya. 

special effect via https://www.youtube.com/watch?v=JLXc_wSEHFA

PERKEMBANGAN FILM TERKINI

­­­Bila kita ingat dahulu saat film-film ditemukan gengs, film-film hanya gambar hitam putih bahkan tidak mempunyai efek suara. Dan sekarang coba lihat, film-film sudah memakai ekef suara dan gambarnya berwarna serta jernih. Namun perlu diingat juga tean bahwa film tidak hanya kita lihat di bioskop namun juga bisa lewat DVD atau VCD.

Film 2 dimensi, 3 dimensi dan 4 dimensi

Para perusahaan film dunia berlomba-lomba untuk untuk menarik para penggemar film tidaak hanya dengan alur cerita saja. Namun juga dengan kualitas gambar serta suara sehingga orang-orang akan tertarik untuk menonton film produksi perusahaan mereka.
                                                                                                                
1. Film 2 dimensi (2D)
Teman-teman dapat menjumpai film 2D di film animasi seperti film Tom and Jerry, Nobita, dll. Disebut  2D karena kualitas gambar animasi sudah lebih baik dari yang sebelumnya dan memiliki kemampuan dalam mengatur gerak, menggambar, sebagian bisa mengimpor suara dan mengatur waktu.

2. Film 3 dimensi (3D)
Dalam menonton 3D, kta harus menggunakan alat bantu khusus yaitu kacamata 3D. Kacamata 3D membantu penonton untuk merasakan gambar yang lebih nyata, bila penonton tidak menggunakan alat bantu tersebut, maka gambar akan tidak jelas. Berikut adalah teknologi yang dipakai oleh perfilman.
-          Real D yaitu teknologi yang membantu penonton untuk bergerak bebas dalam rti penonton tidak perlu dalam posisi kepala tetap. Karena memang Real D ini dapat membantu memfokuskan mata untuk melihat film walau pemonton mendongak atau menunduk.
-          Dobly 3D yaittu teknologi yang membantu manusia dalam mentransmisikan warna dengan gelombang-gelombang warna.
-          IMAX 3D yaitu teknologi dalam pengambilan gambar. IMAX 3D membantu untuk menampilkan gambar yang lebih besar.

Bukan hanya penontonnya saja yang menggunakan alat-alat canggih seperti diatas, namun perusahaan juga tidak main-main dalam menggunakan alat untuk menambah efek realitas dari suatu film. Salah satu alat untuk membuat efek lebih realistis yaitu Computer Generated Imagery. Contohnya adalah dalam film The Lord of the Rings, pada wajah Sean Bean yang ketika meninggal dibuat lebih pucat. 

Efek ini adalah murni efek komputerisasi dari aplikasi CGI, digital grading, dan bukan efek makeup. Jadi efek tersebut bisa langsung terasa saat itu juga. Teknologi seperti itu tentu tidak murah dan perlu penyempurnaan lagi agar efek yang terlihat lebih dramatis. Itu baru teknologi editornya saja belum perlengkapa yang lainnya.

Seperti contoh Film Avatar yang disutradarai oleh James Cameron. Yang menarik dalam film Avatar adalah  penggunaan teknologi terbaru dalam pembuatan film 3 D. Sebagai seorang sutradara yang handal James Cameron  menginginkan film yang dibuatnya menggunakan teknologi 3 D yang terbaik sehingga membuat film tersebut jauh lebih baik daripada Star Wars.  Dia segera menemui para insinyur Sony untuk meminta mereka membuat sebuah kamera High Definition dengan teknologi 3 D yang mampu untuk mengambil gambar 3 Dimensi tanpa menyebabkan sakit kepala bagi orang yang melihatnya. 

Dengan demikian, dia membutuhkan kamera dengan teknologi terbaru yang dapat memenuhi keinginannya tersebut. Harapannya tersebut ia sandarkan pada para insinyur-insinyur Sony. Sutradara-sutradara ternama tentu tidak main-main dalam menggarap film mereka, terkadang mereka juga meminta perusahaan besar untuk membuat alat sesuai dengan kebutuhan mereka.


PERKEMBANGAN FILM DI INDONESIA

Melihat perkembangan film Indonesia, berarti tidak bisa lepas dari Perusahaan Umum Produksi Negara (Perum PFN) yang menjadi saksi perjuangan dan masih eksis sampai sekarang. Cikal bakal berdirinya perusahaan ini diawali dari Albert Ballink di tahun 1934. Dulunya perusahaan ini bernama Java Pasific Film, tapi di tahun 1936 berganti nama menjadi Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF), yang memfokuskan pada pembuatan cerita dokumenter. Lalu pada tahun 1942 Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia disertai dengan "pengambilan" Algemeene Nederlands Indiesche Film (ANIF). 

Sebagai gantinya Jepang mendirikan perusahaan film yang bernama Nippon ii Eiga Sha yang berada di bawah pengawasan Sendenbu, yang bertujuan sebagai alat propaganda. Lalu berkembanganya PFN ini tidak lepas dari gerakan karyawan yang bekerja d Nippon ii Eiga Sha. Dengan adanya surat persetujuan pemindahan kepada perwakilan Indonesia, maka mempermudah karyawann BFI untuk meliput tentang kejadian bersejarah .

Di tahun 1950, BFI berganti nama menjadi PPN (Perusahaan Pilem Negara), namun dengan penyempurnaan EYD membuat namanya berganti lagi menjadi PFN (Perusahaan Film Negara). Pergantian nama perusahaan kembali terjadi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 55 B/MENPEN/1975 pada tanggal 16 Agustus 1975. Berdasarkan surat keputusan ini maka secara resmi PFN berubah menjadi Pusat Produksi Film Negara (PPFN). Lalu kemudian, PFN berganti lagi menjadi Perum, yang bertujuan untuk pengembangan perusahaan dan pengelolaan secara profesional. 

Perkembangan film Indonesia bisa dibilang cukup menggembirakan, namun tema yang diangkat belum variatif dan kualitasnya belum merata. Dalam perjalanannya, film hiburan  yang mengacu pada film hoywood ataupun film-film seni kadang tumbuh berdampingan dan bahkan sering bersitegang. Padahal kedua film ini memiliki karakteristik sendiri-sendiri dan targetnya sendiri-sendiri. 

Yang menjadi permasalahan adalah mungkin dunia perfilman Indonesia tidak memberi kesempatan kepada konten-konten kreator yang ada untuk berkembang. Hal inilah yang menyebabkan kurang variatifnya tema dan belum meratanya kualitas film yang ada. Selain itu untuk hukum bagi pembajakan juga kurang jelas. Sebenarnya untuk pembajakan film ini merupakan hal yang dilematis mengingat masyarakat kita sangat menyukai hal-hal yang berbau "gratisan". 

Jadi jika misalnya industri pembajakan film dihilangkan, belum tentu masyarakat-masyarakat kita di kota-kota kecil bisa menikmati film, mengingat sudah banyak bioskop-bioskop lokal yang sudah mati dikarenakan bangkrut. 



Okelah kalo begitu Warganet, mari kita dukung perfilman di Indonesia menjadi lebih maju dengan tidak membeli dvd bajakan.

Salam!

Komentar

Postingan Populer