Semua Tentang Radio Siaran
Uhuk, selamat datang kembali ke KommasKita! Setelah minggu lalu kita membahas tentang Surat Kabar dan Majalah, sekarang kita masuk ke materi Radio Siaran. Di materi ini, kita akan membagi materi kedalam tiga sub-materi. Ada Perkembangan Radio di Dunia, Perkembangan Radio di Indonesia dan Radio Era Digital.
Contoh Radio via https://www.amazon.com/Sangean-WR-11-Cabinet-Table-Analog/dp/B001BGGD8A |
PERKEMBANGAN RADIO DI DUNIA
- Awal Penemuan...
Pada tahun 1887, Heinrich Hertz berhasil mengirim dan mendeteksi gelombang radio. Lalu Marconi menggunakan upaya Hertz untuk menciptakan perangkat komunikasi nirkabel yang dapat mengirim kode dari pemancar kepada penerima.
Heinrich Hertz via https://commons.wikimedia.org/wiki/File:HEINRICH_HERTZ.JPG |
Marconi via http://www.guglielmomarconi.org/ |
Akhirnya Marconi memulai perusaahan telegraf nirkabel yang memiliki peran penting dalam pengembangan radio. Kemudian Fessenden membangun gelombang generator dengan kecepatan tinggi menggunakan listrik untuk menyiarkan suara manusia dan musik. Lalu, Forest menemukan tabung vakum atau audion yang membuat sinyal radio lebih mudah diterima. Kombinasi terobosan mereka bertiga inilah yang membuat penyiaran dapat dilakukan...
- Lahirnya Radio Komersial
Dibentuklah Radio Corporation of America (RCA). Saham di RCA dipegang oleh beberapa perusahaan terbesar saat itu: AT&T, GE, dan Westinghouse. Awalnya para pemegang saham tsb tidak yakin jika penyiaran tentang hiburan dan olahraga dapat menghasilkan uang. David Sarnoff, yang merupakan pimpinan RCA menyadari bahwa penemuan baru ini akan menjadi Radio Music Box.
Lalu munculah tokoh bernama Frank Conrad, yang menjadikan radio sebagai obsesinya. Di garasi rumahnya, Ia membuat transmitter radio yang menyiarkan musik, melaporkan skor pertandingan olahraga, dan memamerkan kemampuan musik anaknya. Dalam waktu yang singkat, siarannya mendapat perhatian dan apresiasi banyak orang. Toko lokal-pun kemudian menjual radio, otomatis yang mendengar progamnya juga semakin banyak. Hal inilah yang kemudian menjadi tren baru, yaitu mendengarkan radio.
Penggunaan radio pada awalnya sangat tidak bersahabat. Mulai dari baterai radio yang besar dan sering bocor, penyetelan memakan waktu lama, membutuhkan kesabaran, pegangan tangan yang kuat, dan pengetahuan tentang elektronik. Di tahun 1926, perkembangan radio mengalami peningkatan, terutama dari sisi penggunaannya. Perkembangan itu meliputi dapat di setel hanya menggunakan dua tombol, antena yang lebih baik, dan bentuknya yang modern cocok apabila ditaruh sebagai perabot di rumah.
- Komersialisasi Radio
Awalnya penyiaran radio tidak membutuhkan dana yang besar. Pemilik stasiun radio pun mengira mereka akan mendapat uang dari program acara di radio mereka. Tapi ternyata biaya operasional mulai menumpuk dan mereka mencari tau bagaimana solusi untuk mengatasinya. A&T pun punya sebuah rencana untuk menyelesaikan masalah tsb.
Mereka menjual "waktu". Tapi bagaimana bisa "waktu" dijual?
Istilah waktu disini merujuk pada jam tayang program radio. Jadi intinya mereka menjual jam tayang mereka untuk siapa saja yang ingin menyampaikan pesan di radio tsb. Intinya mereka menjual waktu mereka untuk mengiklankan produk ataupun jasa dari si pembuat produk tsb. Pada tahun 1922 Queensboro Realty Company membayar $ 300 untuk lima kali siaran yang memaparkan bagimana nikmatnya tinggal disana.
Perusahaan lain dengan cepat mengenali iklan media baru ini dan memicu banyak perusahaan lain untuk ikut membeli “waktu” radio. Masalah keuangan dalam penyiaran radio terselesaikan dengan pemasangan iklan ini.
- Lahirnya FM Radio
Pertengahan 1930 Edin Howard Amstrong, seorang penemu ternama menunjukan radio FM ke David Sarnoff yang notabene adalah bos RCA. Namun pada saat itu Sarnoff lebih tertarik pada mempromosikan perkembangan TV. Lalu Amstrong mencoba untuk mengembangkan FM sendirian dan dia mendirikan pemancar sendiri untuk demonstrasi, lalu pada tahun 1940 Ia telah menjual hak untuk memproduksi receiver FM ke beberapa perusahaan. Perkembangan FM selanjutnya terganggu oleh dimulainya Perang Dunia II, dimana saat PD II, siaran dari Eropa di saat malam PD II membuat banyak pendengar terpaku pada radio mereka untuk buletin terbaru.
- Radio Pasca PD II
Pada tahun 1945-1954, sembilan tahun pasca PD II, karena kemunculan TV yang menunda pertumbuhan radio FM. Di tahun 1948, TV mulai mengambil alih fungsi entertaiment yang dilayani oleh radio jaringan. Banyak orang berpendapat bahwa TV akan mematikan pendapatan radio. Saat TV menjadi media massa baru, stasiun-stasiun radio lokal mengurangi anggaran mereka dengan lebih mengandalkan musik, obrolan, dan berita.
Tahun 1956, jaringan radio tidak lagi menjadi sumber pemrograman potensial. Pada tahun itu, jaringan radio hanya membawa 35 jam acara malam yang disponsori setiap minggu dan akhirnya tahun 1960 program siaran malam menjadi populer. Layanan jaringan radio, hanya menyajikan 2 – 3 jam sehari untuk menyiarkan program beritanya.
Hal ini, membuat stasiun lokal segera menyesuaikan perubahan yang ada. Sehingga munculah Top 40 yang menampilkan lagu-lagu favorit mulai dari classic sampai rock ditahun 1964.
PERKEMBANGAN RADIO DI INDONESIA
Awal mula kelahiran radio di Indonesia dimulai pada 16 Juli 1925. Berikut ini adalah poin-poin sejarah awal, lahirnya radio di Indonesia.
- Masa Belanda
Saat itu, Belanda sedang kewalahan menghadapi gerakan-gerakan nasionalis kaum pribumi saat itu. Mulai dari lahirnya Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928. Indonesia, yang saat itu masih bernama Hindia Belanda mendirikan radio siaran pertamanya pada tanggal 16 Juli 1925 yang bernama Bataviase Radio Vereniging atau BRV di Batavia atau Jakarta. Setelah lahirnya BRV, banyak radio-radio yang juga berdiri, diantaranya:
- Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan;
- Meyers Omroep voor Allen (MOVA) dan Algeemene Vereneging Radio Omroep (AVROM) di Medan;
- Solosche Radio Vereniging (SRV), Vereniging voor Oosterse Radio Omroep (VORO), dan Chineesee en Inheemse Radio Luisteraas Vereniging Oost Java (CIRVO) di Solo atau Surakarta;
- Mataramsche Vereniging voor Radio Omroep (MAVRO) di Yogyakarta;
- Masa Jepang
Jepang menduduki Indonesia kurang lebih 3,5 tahun. Selama Jepang menguasai Indonesia, pemerintah menguasai semua radio swasta di Indonesia. Berbagai program siaran diarahkan untuk mempropaganda-kan Perang Asia Timur Raya. Di masa ini pula terjadi perubahan yang sangat signifikan terkait dengan materi siaran. Pada masa penjajahan Jepang, porsi siaran sosial budaya mendapatkan porsi terbesar dalam materi siaran. Hal ini memberikan dampak positif bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia dan melahirkan seniman-seniman serta pencipta lagu.
- Masa Kemerdekaan
Di masa itu radio siaran mempunyai andil yang sangat besar dalam menyebarluaskan teks proklamasi kepada seluruh rakyat Indonesia maupun dunia. Kemudian, pada tanggal 10 September 1945 para pimpinan radio yang ada di seantero Jawa mengadakan pertemuan di Jakarta guna membahas organisasi radio. Sehari kemudian, tepatnya tanggal 11 September 1945, para pimpinan radio sepakat untuk mendirikan sebuah organisasi radio dan dijadikan sebagai Hari Radio Republik Indonesia.
RRI via http://orarilokaltegal.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-rri.html |
- Masa OrLA dan OrBA
Pada masa ini siaran radio dipegang secara penuh oleh Pemerintah Ri melalui RRI, Pada masa awal Orde Baru, radio siaran swasta mulai tumbuh di Indonesia yang keberadaannya mengikuti berbagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
- Masa Reformasi - Sekarang
Di masa ini pergeseran peran radio semakin terlihat. Pada awalnya radio hanya dijadikan sebagai media hiburan, maka seiring berjalannya waktu radio juga dijadikan sebagai media informasi. Berbagai macam-macam berita pun disajikan dan dikemas sesuai dengan kode etik jurnalistik yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, radio sebagai media massa juga memiliki fungsi media massa yang utama yaitu memberikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi khalayak pendengar
RADIO ERA DIGITAL
Di era digital sekarang yang serba online, radio pun tak mau ketinggalan untuk mengubah platform mereka ke online. Contohnya, prambors, CBS radio. Selain itu, muncul ribuan stasiun radio
internet di web seperti blablaradionet, live 365, pandora, slacker.com
yang menyediakan layanan daftar putar lagu favorit. Yang jadi masalah adalah ketika pihak radio harus memberikan royalty bagi lagu yang diputardi radio.
Dengan kemajuan internet yang sangat cepat, membuat berbagai pihak radio juga membuat sebuah akun sosial media untuk berbagi informasi kepada pendengarnya. Media sosial ini bukan hanya sebagai wadah untuk memberikan informasi yang update tentang radio tsb, tapi juga sebagai wadah bagi para pendengar untuk memberikan kritik dan saran kepada pihak radio itu sendiri.
Melalui hal diatas kita dapat menyebabkan bahwa di zaman sekarang mendengarkan radio tidak harus memiliki perangkat radio itu sendiri, karena telah banyak pihak radio yang telah merambah platform ke dunia online melalui fitur streaming melalui smartphone ataupun pc.
Jadi, apakah kalian masih sering menggunakan radio??
Kami tunggu jawaban kalian di kolom komentar!
Salam, dari Jogja Istimewa!
Komentar
Posting Komentar